Insiden meninggal dunia gara-gara selfie bukanlah sebuah rahasia lagi. Bahkan hal ini sudah sering diberitakan di media massa. Kronologisnya sangat beragam mulai dari jatuh ke jurang karena selfie di ujung tebing, bahkan hingga tersambar kereta api karena selfie di dekat rel kereta api.
Meskipun sudah banyak terjadi insiden meninggal dunia gara-gara selfie, namun selama ini belum ada informasi yang detail menghitung jumlah kasus tersebut.
Dilansir dari Kompas.com (7/10), Asosiasi peneliti All India Institute of Medical Science melakukan survai untuk mengukur, resiko selfie yang tanpa memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya. Hasilnya cukup mencengangkan, dalam waktu enam tahun, diseluruh dunia tercatat ada 259 orang meninggal dunia gara-gara selfie.
Bahkan peneliti mengatakan jika kemungkinan jumlahnya sangat lebih dari itu, sebab jumlah tersebut adalah hanya yang masuk dalam daftar catatan. Sementara kemungkinan besar masih ada beberapa kasus lagi yang tak terekam dalam catatan.
Dari catatan tersebut, korban yang paling banyak adalah pria. Dimana mereka mendominasi dengan angka hingga 85 persen, dalam rentang usia 10 hingga 30 tahun. Sementara untuk asal negara yang penduduknya yang paling banyak meninggal gara-gara selfie adalah India, kemudian disusul secara berurutan Rusia, Amerika Serikat, dan Pakistan.
Menurut Agam Bansal, selaku kepala penelitian tersebut yang membuat khawatir yaitu bahwa skenario kematian tersebut sebenaranya sangat bisa dihindari. Dirinya sangat prihatin bahwa banyak orang yang saat ini rela melakukan kegiatan selfie berbahaya, hanya untuk meningkatkan eksistensi mereka di media sosial. Like adalah sesuatu yang sangat berharga bagi masyarakat di era keterhubungan di zaman ini.
“Masyarakat ingin selfie yang sempurna agar banyak yang like di Facebook, Twitter, atau media sosial lain. Saya rasa semua itu tak pantas ditukar dengan nyawa,” terangnya.
Dalam hal ini skenario selfie paling berbahaya bukan hanya mengakumulasikan angka, All India Institute of Medical Science juga telah mengategorikan aktifitas selfie yang paling memakan banyak korban. Kasus meninggal dunia gara-gara selfie, tercatat paling banyak terjadi di laut. Sedikitnya ada 70 insiden selfie di laut, yang menyebabkan pelakunya tenggelam, baik karena tersapu gelombang bahkan hingga perahunya terbalik.
Lalu ada juga 51 kasus meninggal dunia gara-gara selfi, yang terjadi di jalur transportasi. Biasanya lokasinya di dekat rel kereta api, dimaa korbanya tidak memperhatikan dengan baik akan datangnya kereta api saat mereka melakukan aktivitas selfie di pinggir rel. Kasus meninggal dunia gara-gara selfie yang paling banyak berikutnya, adalah karena jatuh dari ketinggian. Tercatat ada 48 kasus kematian saat selfie yang tercatat di kategori ini.
Skenario-skenario lain yang umumnya menyebabkan orang meninggal dunia gara-gara selfie, adalah karena sengatan listrik, kebakaran, binatang, bahkan hingga senjata api. Dikarenakan banyaknya kasus orang meninggal dunia gara-gara selfie, maka dibeberapa negara akhirnya menetapkan beberapa upaya untuk mencegah hal ini terjadi. Contohnya Rusia, pemerintah setempat begitu antusias mengkampanyekan selfie aman. Formatnya berupa platform yang menjabarkan data interaltif yang tujuannya untuk memperingati masyarakat terkait berbagai ide buruk dalam mengambil foto selfie. Mereka memiliki slogan “bahkan satu juta like di media sosial tak setara dengan nyawa”.
Sementar itu pada tahun 2016 silam, pemerintah India juga mengeluarkan zona terlarang untuk selfie. Berdasarkan kasus meninggal dunia akibat selfie yang terjadi, setidaknya menghasilkan 16 lokasi di berbagai kota yang masuk dalam zona tersebut.
Menulis adalah salah satu cara mengaktualisasikan diri, memberi informasi bermanfaat, dan sebagai upaya menjadi pribadi yang berguna untuk orang banyak. Silhakan share jika bermanfaat.